Pages

Psi Pendidikan: Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Minggu, 02 Juli 2017

        Anak Luar Biasa ( Anak Berkebutuhan Khusus) adalah anak yang membutuhkan pendidikan dan layanan khusus untuk mengoptimalkan kemampuannya secara utuh akibat perbedaan  kondisinya dengan anak lain.
         Dahulu istilah “ketidakmampuan” (dissability) dan “cacat” (handicap) dapat dipakai bersama-sama, namun kini kedua istilah itu dibedakan. Dissability adalah keterbatasan atau (ketidakmampuan) personal yang membatasi pelaksanaan fungsi seseorang. Handicap adalah ketidakmampuan kondisi yang dinisbahkan pada orang yang menderita ketidakmampuan.
  1.  Gangguan Indera
  •           Gangguan Penglihatan

Anak-anak yang menderita low vision punya jarak pandang antara 20/70 dan 20/200 (pada skala Snellen dimana angka normalnya adalah 20/20) apabila dibantu lensa korektif. Anak low vision dapat membaca buku huruf besar-besar atau dengan bantuan kaca pembesar. Anak yang “buta secara edukasional” tidak bisa menggunakan penglihatan mereka untuk belajar dan harus menggunakan pendengaran atau sentuhan belajar. Anak buta ini punya kecerdasan normal dan berprestasi secara akademik apabila diberi dukungan dan bantuan belajar yang tepat. Namun, multiple dissabilities sering kali bukan hal yang aneh dalam diri murid yang tergolong educationally blind. Salah satu tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (seperti sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik (Boe, 2000).
  •           Gangguan Pendengaran
    Anak yang tuli secara lahir atau menderita tuli saat masih anak-anak biasanya lemah dalam kemampuan
    berbicara dan bahasanya. Pendekatan pedidikan untuk membantu anak yang punya masalah pendengaran
    terdiri dari 2 kategori:
    a.       Pendekatan oral yang menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading (menggunakan alat visual untuk mengajar membaca), dan sejenisnya.
    b.      Pendekatan manual dengan bahasa isyarat dan mengeja jari (finger spelling)

    2. Gangguan Ortopedik, gangguan ini berupa keterbatasan gerak atau kurang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi.
    -          Impairment : kekurangan oksigen pada waktu lahir yang menyebabkan kerusakan otak dan menjadikan anak menderita cerebral palsy (kelumpuhan otak).
    -          Cerebral Palsy : gangguan yang berupa lemahnya keordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicara tidak jelas.
    -          Epilepsi : gangguan syaraf yang biasnya ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor atau kejang-kejang.
    3. Retardasi Mental, kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ nya dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Retardasi mental disebabkan oleh faktor genetik dan kerusakan otak.
    Klasifikasi dan tipe retardasi mental

     
        Tipe Retardasi Mental
        Rentang IQ
    Persentase
         Ringan
         55-70
         89
         Moderat
         40-54
         6
         Berat
         25-39
         4
         Parah
         <25
         1


    4. Gangguan bicara dan bahasa antara lain masalah dalam berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan
    suara, dan gangguan kefasihan bicara), dan problem bahasa (seperti kesulitan menerima informasi dan
    mengekspresikan bahasa).

    5. Ketidakmampuan belajar (learning disability) adalah anak yang menderita gangguan belajar : (1)
    punya kecerdasan normal atau di atas normal; (2) kesulitan dalam setidaknya satu mata pelajaran atau,
    biasanya beberapa mata pelajaran; (3) tidak memiliki problem atau gangguan lain, seperti retardasi mental,
    yang menyebabkan kesulitan itu.

    - Dyslexia adalah kerusakan berat dalam kemampuan membaca dan mengeja.
    - ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah bentuk ketidakmampuan anak yang ciri-cirinya antara lain: (1) kurang perhatian; (2) hyperaktif; dan (3) impulsif 

    6. Gangguan Perilaku dan Emosional yang terdiri dari problem serius dan terus menerus yang berkaitan dengan hubungan, agresi, depresi, ketakutan yang berkaitan dengan persoalan pribadi atau sekolah dan juga berhubungan dengan karakteristik sosioemosional yang tidak tepat.
    Hal yang penting bagi Anak Luar Biasa:
    1.       Prinsip normalisasi (LRE=mengupayakan kondisi yang paling tidak terbataskan)
    2.       Anak Luar Biasa diupayakan berada dalam kehidupan sehari-hari dan normal
    3.       Bentuk fasilitas dan perilaku yang sesuai
    Penggolongan SLB:
    SLB A : Tuna Netra
    SLB B : Tuna Rungu
    SLB C : Tuna Grahita (Retardasi Mental)
            C   : IQ 50-75
            C1 : IQ 25-50
    SLB D : Tuna Daksa (Kecacatan Fisik)
    SLB E : Tuna Laras (Masalah Perilaku)
    SLB G : Tuna Ganda.  





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS