Pages

Psi Pendidikan : Andragogi dan Pedagogi

Minggu, 02 Juli 2017


Pengertian Andragogi

Secara etimologis, andragogi berasal dari bahasa Yunani “aner atau andr” yang berarti orang dewasa dan “agogos” yang berarti memimpin atau melayani. Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan peserta didik. Keterlibatan diri (ego peserta didik) adalah kunci keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. Untuk itu pendidik hendaknya mampu membantu peserta didik untuk: (a) mendefinisikan kebutuhan belajarnya, (b) merumuskan tujuan belajar, (c) ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan pengalaman belajar , dan (d) berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.

Pengertian Pedagogi

Secara etimologis, pedagogi berasal dari “paid” yang berarti anak dan “agogos” yang berarti memimpin atau membimbing, yang secara harafiah pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak. Karena pedagogi berarti seni dan pengetahuan mengajar anak, maka memakai pendekatan pedagogi untuk orang dewasa tidak tepat, karena mereka bukan lagi anak-anak. Tingkat ketergantungan anak-anak kepada orang dewasa masih tinggi dan menurun seiring dengan bertambahnya usia mereka. Praktek pedagogi lebih cocok pada anak-anak dapat diajar untuk memperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman tertentu. Berbeda halnya dengan orang dewasa, mereka sudah punya self directing, dan tingkat ketergantungan kepada orang lain berkurang. Orang dewasa lebih cenderung dibimbing, dimotivasi untuk memperoleh sesuatu yang pada akhirnya mereka sendiri dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Perbedaan Andragogi dan Pedagogi

Malcolms S. Knowles (1970) membedakan kedua disiplin ilmu andragogi dan pedagogi.
No.
Andragogi
Pedagogi
1.
Pembelajar disebut “peserta didik” atau “warga belajar”.
Pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik”.
2.
Gaya belajar independen
Gaya belajar dependen
3.
Tujuan fleksibel
Tujuan ditentukan sebelumnya
4.
Diasumsikan bahwa peserta didik memiliki pengalaman untuk berkontribusi.
Diasumsikan bahwa siswa tidak berpengalaman dan atau kurang informasi.
5.
Menggunakan metode pelatihan aktif
Metode pelatihan pasif, seperti metode kuliah/ceramah
6.
Pembelajar mempengaruhi waktu dan kecepatan
Guru mengontrol waktu dan kesempatan
7.
Keterlibatan atau kontribusi peserta sangat penting
Peserta berkontribusi sedikit pengalaman
8.
Belajar terpusat pada masalah kehidupan nyata
Belajar berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis
9.
Peserta dianggap sebagai sumber daya utama untuk ide-ide dan contoh
Guru sebagai sumber utama yang memberikan ide-ide dan contoh

Asumsi dan Proses
Asumsi Pedagogi
Asumsi Andragogi
1.       Konsep-diri
Ketergantungan
Peningkatan arah diri atau kemandirian
2.       Pengalaman
Berharga kecil
Pelajar merupakan sumber daya yang kaya untuk belajar
3.       Kesiapan
Tugas Perkembangan: Tekanan Sosial
Tugas Perkembangan: Peran Sosial
4.       Perspektif Waktu
Aplikasi ditunda
Kecepatan aplikasi
5.       Orientasi untuk belajar
Berpusat pada substansi mata pelajar
Berpusat pada masalah
6.       Iklim Belajar
Berorientasi Otoritas, Resmi, dan Kompetitif
Mutualitas (pemberian pertolongan, rasa hormat, kolaborasi, dan informasi)
7.       Perencanaan
Oleh guru
Reksa (mutual) diagnosis diri
8.       Perumusan Tujuan
Oleh guru
Reksa negosiasi
9.       Desain
Logika materi pelajaran, unit konten
Diurutkan dalam hal kesiapan unit masalah
10.   Kegiatan
Teknik Pelayanan
Teknik Pengalaman (penyelidikan)
11.   Evaluasi
Oleh guru
Reksa diagnosis kebutuhan dan reksa program pengukuran.

Kesimpulan

Pedagogi diartikan sebagi suatu disiplin ilmu yang mempelajari proses, tujuan dan manfaat kegiatan pendidikan bagi pengembangan segenap potensi individu maupun kelompok dari masa balita sampai masa dewasa. Sedangkan Andragogi merupakan seni dan ilmu tentang bagaimana membantu orang dewasa belajar.
Andragogi adalah teori belajar yang dikembangkan untuk kebutuhan khusus orang dewasa. Berbeda dengan pedagogi, atau belajar di masa kanak-kanak, orang dewasa yang mandiri dan mengharapkan untuk mengambil tanggung jawab atas keputusannya sendiri.
Dalam penerapan pedagogi dan andragogi, peran guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sangat strategis untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif. Untuk itu, dalam kegiatan pembelajaran langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam kegiatan pembelajaran adalah:
 (1) mengelola kegiatan pembelajaran,
(2) mengelola lingkungan/tempat belajar,
 (3) mengelola peserta didik, yang perlu diperhitungkan adalah keberagaman peserta didik,
 (4) mengelola isi atau materi pembelajaran,
 (5) mengelola evaluasi hasil belajar peserta didik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS